Jalan

untuk seorang yang selalu kutemui di perempatan

“Jalan cerita seseorang siapa yang tahu”

Ia hanya ingin seseorang yang
memanjangkan tangan
untuk meraih wajah bungkus jajan limaratusan

siapa yang sebenarnya lebih tabah
mengasihani pengemis malas atau mencederai kerendahan hati mereka sendiri

Ia selalu memakai topeng orang paling miskin, meminjam baju anak yatim dan bersahabat baik dengan terik matahari dan debu

jika senja tergelincir
Ia menelanjangi sifat rutinan orang miskin
ia bisa berbicara bahkan menertawakan pelanggan yang mengasihaninya

Diterbitkan oleh

riskiantropus

Part-time writer and lover.

2 tanggapan untuk “Jalan”

Tinggalkan komentar