untuk seorang yang selalu kutemui di perempatan
“Jalan cerita seseorang siapa yang tahu”
Ia hanya ingin seseorang yang
memanjangkan tangan
untuk meraih wajah bungkus jajan limaratusan
siapa yang sebenarnya lebih tabah
mengasihani pengemis malas atau mencederai kerendahan hati mereka sendiri
Ia selalu memakai topeng orang paling miskin, meminjam baju anak yatim dan bersahabat baik dengan terik matahari dan debu
jika senja tergelincir
Ia menelanjangi sifat rutinan orang miskin
ia bisa berbicara bahkan menertawakan pelanggan yang mengasihaninya